1. Terdapat 3 jenis kriptografi, jelas masing jenis kriptografi secara singkat
Kriptografi Simetris
Teknik kriptografi ini diciptakan dengan maksud untuk dapat
menciptakan cipher yang tidak dapat dipecahkan menggunakanteknik analisis
frekuensi.
Kriptografi Asimetris
Algoritma asimetris, sering juga disebut dengan algoritma
kunci publik atausandi kunci publik, menggunakan dua jenis kunci, yaitu kunci
publik (public key) dan kunci rahasia (secret key). Kunci publik merupakan
kunci yang digunakan untuk mengenkripsi pesan. Sedangkan kunci rahasia
digunakan untuk mendekripsi pesan.
Kriptografi
Hibrid
Memanfaatkan keunggulan kecepatan pemrosesan data oleh algoritma
simetrik dan kemudahan transfer kunci menggunakan algoritma asimetrik.
2. Berikan contoh
kriptografi untuk jenis simetris
Perhitungan
Matematis Dasar dari teknik hill cipher adalah aritmatika modulo terhadap
matriks. Dalam penerapannya, Hill cipher menggunakan teknik perkalian matriks
dan teknik invers terhadap matriks. Kunci pada hill cipher adalah matriks n x n
dengan n merupakan ukuran blok. Jika matriks kunci kita sebut dengan K, maka
matriks K adalah sebagai berikut :
Matriks K yang
menjadi kunci ini harus merupakan matriks yang invertible, yaitu memiliki
multiplicative inverse K-1 sehingga :
K.K-1 = 1
Ingat ! Kunci harus memiliki invers karena matriks K-1
tersebut adalah kunci yang digunakan untuk melakukan dekripsi.
Cara Enkripsi
Dengan mengkodekan atau mengubah setiap huruf abjad dengan
integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z = 25
maka secara matematis, proses enkripsi pada hill cipher
adalah:
C
= K . P mod 26
C = Cipherteks | K = Kunci | P = Plainteks
Proses
enkripsi pada hill cipher dilakukan per blok plainteks. Ukuran blok tersebut
sama dengan ukuran matriks kuncinya. Perhatikan contoh dibawah ini!
P
= D O D I S P U T R A ,dikodekan/diintegerkan menjadi
P = 3 14 3 8 18 15 20 19 17 0
Karena matriks kunci K
berukuran 2, maka plainteks dibagi menjadi blok yang masing-masing bloknya
berukuran 2 karakter. Blok pertama dari plainteks P1,2 =[3;14] kemudian
dienkripsi dengan kunci K dengan persamaan C = K . P mod 26. Karena perkalian
tersebut menghasilkan lebih dari angka 25 maka dilakukan modulo 26 pada hasil
yang lebih dari 25.
Karakter yang berkorespondensi dengan 21 dan 9 adalah V dan
J. Setelah melakukan enkripsi semua blok pada plainteks P maka dihasilkan
cipherteks C sebagai berikut:
P
= D O D I S P U T R A
C = V J R N P W L U R X
Cipherteks yang dihasilkan oleh enkripsi hill chiper atau
kode hill menghasilkan cipherteks yang tidak memiliki pola yang mirip dengan
plainteks atau pesan aslinya.
Mancari K Invers dan Teknik Dekripsi
Perhitungan
matematis dekripsi pada hill chiper atau kode hill ini sama halnya dengan
enkripsi. Namun matriks kunci harus dibalik (invers) terlebih dahulu dan kunci
invers harus memenuhi persamaan
K . K-1 = 1.
P=K-1.Cm26
Sebelum mendekripsi kita
akan menginvers kunci K terlebih dahulu, untuk menginvers kita akan menggunakan
persamaan [K | I] = K-1, proses invers ini kita akan kita lakukan dengan
operasi baris/ row operation.
|
Mancari
K Invers dan Teknik Dekripsi
|
Dari perhitungan diatas didapatkan K invers :
K
invers ini sudah memenuhi persamaan K . K-1 = I, berdasarkan perkalian K dengan
K-1 kemudian dimodulasi dengan 26 menghasilkan I = [1 0;0 1]. Setelah itu kita
akan melakukan dekripsi terhadap chiperteks, kemudian dirubah menjadi integer
terlebih dahulu. Dengan kunci dekripsi yang dimiliki, kriptanalis hanya perlu
menerapkan persamaan (P = K-1 . C mod 26) pada cipherteks dan kunci, sehingga
menghasilkan plainteks/ pesan asli (P = D O D I S P U T R A).
Hill cipher/ kode hill merupakan algoritma
kriptografi klasik yang sangat kuat dilihat dari segi keamanannya dnegan
matriks kunci hill cipher harus merupakan matriks yang invertible, karena
disitulah letak keunikan sekaligus kesulitan kode hill tersebut.
3. Uraikan dengan jelas, satu contoh pemakaian
kriptografi pada kehidupan sehari hari
Transaksi lewat
Anjungan Tunai mandiri (ATM)
· Anjungan
Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine (ATM) digunakan nasabah
bank untuk melakukan transaski perbankan. Utamanya, kegunaan ATM adalah untuk
menarik uang secara tunai (cash withdrawal), namun saat ini ATM juga digunakan
untuk transfer uang (pemindahbukuan), mengecek saldo, membayar tagihan kartu
ponsel, membeli tiket kereta api, dan sebagainya
· Transaksi
lewat ATM memerlukan kartu magnetik (disebut juga kartu ATM) yang terbuat dari
plastik dan kode PIN (Personal Information Number) yang berasosiasi dengan
kartu tersebut.
· PIN
terdiri dari 4 angka yang harus dijaga kerahasiannya oleh pemilik kartu ATM,
sebab orang lain yang mengetahui PIN dapat menggunakan kartu ATM yang dicuri
atau hilang untuk melakukan penarikan uang.
· PIN
digunakan untuk memverifikasi kartu yang dimasukkan oleh nasabah di ATM. Proses
verifikasi dilakukan di komputer pusat (host) bank, oleh karena itu harus ada
komunikasi dua arah antara ATM dan komputer host. ATM mengirim PIN
dan informasi tambahan pada kartu ke komputer host, host melakukan
verifikasi dengan cara membandingkan PIN yang di-entry-kan oleh nasabah dengan
PIN yang disimpan di dalam basisdata komputer host, lalu mengirimkan pesan
tanggapan ke ATM yang menyatakan apakah transaksi dapat dilanjutkan atau
ditolak.
· Selama
transmisi dari ATM ke komputer host, PIN harus dilindungi dari
penyadapan oleh orang yang tidak berhak.
· Bentuk
perlindungan yang dilakukan selama transmisi adalah dengan mengenkripsikan PIN.
Di sisi bank, PIN yang disimpan di dalam basisdata jugadienkripsi.
· Algoritma
enkripsi yang digunakan adalah DES dengan mode ECB. Karena DES bekerja dengan
mengenkripsikan blok 64-bit, maka PIN yang hanya terdiri dari 4 angka (32 bit)
harus ditambah dengan padding bits sehingga panjangnya menjadi 64
bit. Padding bits yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap PIN,
bergantung pada informasi tambahan pada setiap kartu ATM-nya.
· Karena panjang
PIN hanya 4 angka, maka peluang ditebak sangat besar. Seseorang yang memperoleh
kartu ATM curian atau hilang dapat mencoba semua kemungkinan kode PIN yang
mungkin, sebab hanya ada 10 ´ 10 ´ 10 ´ 10 =
10.000 kemungkinan kode PIN 4-angka. Untuk mengatasi masalah ini, maka
kebanyakan ATM hanya membolehkan peng-entry-an PIN maksimum 3 kali, jika 3 kali
tetap salah maka ATM akan ‘menelan’ kartu ATM. Masalah ini juga menunjukkan
bahwa kriptografi tidak selalu dapat menyelesaikan masalah keamanan data.