Most Read

Penerapan Komputasi Modern Di Lingkungan Perusahaan

Selasa, 07 April 2020

Introspeksi Diri


 

2.    Penulisan
Assalamualaikum perkenalkan nama saya Samudra Alawy Kusumapamanahan dari kelas 4IA09. Saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya dalam melakukan introspeksi diri. Introspeksi diri menurut saya adalah sebuah cara yang dilakukan untuk bersyukur mengenai hidup. Banyak yang dilakukan semasa hidup yang melenceng dari norma norma sosial maupun agama seperti mengabaikan perintah orangtua ataupun perintah agama, melakukan suatu hal dengan semena mena, melontarkan perkataan yang menyakiti orang lain secara sadar ataupun tidak sadar. Banyak hal yang kita lakukan sebagai manusia, dimana tingkah laku kita tidak menyenangkan dimata orang lain ataupun dimata keluarga sendiri.
Dengan melakukan introspeksi diri, kita dapat melihat kesalahan kesalahan seperti itu dengan berkaca pada keadaan yang ada dan pada diri sendiri.dan memperbaikinya agar tidak terulang kembali dengan cara meminta maaf terhadap yang bersangkutan, terhadap diri sendiri, maupun terhadap yang lainnya. Dengan melakukan introspeksi diri juga, kita dapat belajar dari pengalaman, kita dapat menjaga konsistensi dan stabilitas diri sendir, kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Melalui instrospeksi diri, kita dapat menjadi manusia yang lebih baik, dikarenakan kita akan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu hal yang beresiko, apakah perbuatan ataupun perkataan ini atau itu yang memiliki resiko paling rendah dalam menyakiti hati seseorang. Melalui introspeksi diri juga kita dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab yang besar. Karena kita akan lebih peka terhadap hal hal yang dilakukan.
Pengalaman pertama saya mengenai perbuatan yang kurang menyenangkan. Pada saat itu saya ber lima dengan teman saya sedang berbincang sambil bercanda di kampus. Tidak lama berselang. Secara tidak sadar saya mengeluarkan perkataan yang menyakiti teman saya si A. Semenjak saya melontarkan candaan tersebut, si A hanya diam saja hingga kami semua pulang kerumah masing masing. Saya terus memikirkannya, mengapa A tadi diam saja, apa karena candaan saya menyinggung dirinya. Apakah candaan saya menyakiti dirinya. Setelah itu dengan keberanian diri saya mengirimkan pesan terhadap hal itu. Ternyata benar bahwa si A tersinggung dengan candaan saya tadi. Padahal saya tidak bermaksud untuk menyakiti hati teman saya, karena memang candaan kami ber lima sudah biasa dengan candaan yang kasar dan kurang sopan. Lalu saya meminta maaf kepada A dan berjanji untuk tidak melakukan candaan yang kasar lagi terhadap dirinya. Setelah saya meminta maaf terhadap A, kami berbincang bincang mengenai hal lain dan saling memaafkan kesalahan kesalahan yang telah kita perbuat satu sama lain.

Pengalaman kedua saya, baru terjadi kemarin. Dimana saya suka memusuhi atau menjauhi teman teman yang tidak sepemikiran dengan saya. Seringkali saya menjauh dari dia apabila bertemu di lingkungan kampus ataupun lingkungan rumah dikarenakan saya yang kurang cocok dengan dia. Pernah suatu ketika juga dia menanyakan tugas di grup kelasan dan saya tidak menjawabnya beserta teman teman yang lain. Hal yang membuat saya sedih dan saya berusaha untuk menghargai setiap orang yang menghubungi saya adalah kejadian sebagai berikut ini:
Saya memiliki adik yang masih berstatus siswa di salah satu SMK di Kota Depok. Beberapa hari yang lalu di kondisi WFH (Work From Home) dan SFH (Study From Home) ini, saya dan adik-adik saya memiliki tugas dari masing masing sekolah dan kampus. Pada pagi hari adik saya melakukan komunikasi melalui salah satu software komunikasi di komputer yang menyediakan lebih dari 2 orang untuk melakukan voice call. Dan dilakukan dengan mengerjakan tugas sekolah. Adik saya masih bisa berkomunikasi bersama teman temannya. Pada saat siang menjelang, adik saya mendapatkan tugas lagi dan memutuskan untuk melakukan tugasnya dengan melakukan komunikasi lagi dengan teman-teman sekelasnya, yang diharapkan dapat saling bertukar informasi mengenai tugasnya, apa yang dikerjakan, dan cara mengerjakannya.
Adik saya berbicara tidak berhenti henti menanyakan tugasnya apa, apasaja yang dikerjakan, dan tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Coba dibayangkan bahwa kita bertanya tidak berhenti henti, tidak menanyakan jawaban dari tugas tersebut, hanya menanyakan tugas yang harus dikerjakan apa, tidak ada yang menjawabnya samasekali. Betapa sakit hatinya hati kita yang diperlakukan seperti itu. Terlebih adik saya bertanya sambil tertawa tawa untuk menutupi kesedihannya. Tidak lama setelah itu ibu saya memanggil saya untuk membantu adik saya yang tidak mengetahui apa tugasnya.
Dengan pelan saya bertanya kepada adik saya apakah ada yang menjawab pertanyaannya dari tadi? Dan adik saya menjawab tidak. Lalu saya lanjutkan pertanyaan saya tentang apa yang dilakukan teman teman adik saya saat ini. Adik saya berkata bahwa mereka mengerjakan tugas bersama sama tanpa berbicara kepada adik saya. Betapa sakit hati saya dan ibu saya mendengarnya. Dengan sigap saya ambil laptop adik saya, saya putuskan koneksi ke aplikasi tersebut sambil saya berkata ke adik saya agar tidak memperdulikan teman temannya karena mereka semua sangat egois terhadap adik saya. Tidak lama setelah itu adik saya nangis dan berlari kekamar dan melakukan tindakan self harm dikamar, untung pintu kamar yang di kunci, berhasil di dobrak oleh ayah saya.
Lalu semenjak saat itu saya selalu berfikir, bagaimana perasaan teman teman saya yang selalu saya permalukan, yang selalu saya diamkan pada saat dia menanyakan tugas di grup kelas, yang selalu saya diamkan saat dia menanyakan tugas secara personal terhadap saya. Apakah sama sakitnya dengan hal yang menimpa adik saya. Bahkan hal itu hanya menimpa adik saya, saya merasakan sakit dan sedihnya juga. Bagaimana bila teman teman saya juga merasakan seperti itu.
Setelah itu saya melakukan itrospeksi diri, dengan berjanji terhadap diri sendiri, bahwa tidak akan mendiamkan setiap pesan yang masuk ke saya selama saya sedang memiliki waktu luang. Karena kita tidak tahu hal yang ditanyakan teman saya itu sangat berarti untuk dia atau tidak. Saya akan menghargai setiap orang orang yang sudah menerima saya dengan baik di masyarakat ini. Menghargai orang orang yang dapat menghargai balik saya. Dan tidak akan membenci orang orang yang tidak menghargai saya. Sebab dilain waktu apabila saling membutuhkan, kita dapat membantu mereka tanpa emosi dan mengungkit ngungkit hal yang telah terjadi dimasa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar