Assalamualaikum perkenalkan
nama saya Samudra Alawy Kusumapamanahan dari kelas 4IA09. Saya akan bercerita
sedikit mengenai pengalaman saya dalam melakukan introspeksi diri. Introspeksi diri
menurut saya adalah sebuah cara yang dilakukan untuk bersyukur mengenai hidup. Banyak
yang dilakukan semasa hidup yang melenceng dari norma norma sosial maupun agama
seperti mengabaikan perintah orangtua ataupun perintah agama, melakukan suatu
hal dengan semena mena, melontarkan perkataan yang menyakiti orang lain secara
sadar ataupun tidak sadar. Banyak hal yang kita lakukan sebagai manusia, dimana
tingkah laku kita tidak menyenangkan dimata orang lain ataupun dimata keluarga
sendiri.
Dengan melakukan introspeksi
diri, kita dapat melihat kesalahan kesalahan seperti itu dengan berkaca pada
keadaan yang ada dan pada diri sendiri.dan memperbaikinya agar tidak terulang
kembali dengan cara meminta maaf terhadap yang bersangkutan, terhadap diri
sendiri, maupun terhadap yang lainnya. Dengan melakukan introspeksi diri juga,
kita dapat belajar dari pengalaman, kita dapat menjaga konsistensi dan
stabilitas diri sendir, kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Melalui instrospeksi diri,
kita dapat menjadi manusia yang lebih baik, dikarenakan kita akan berpikir
terlebih dahulu sebelum melakukan suatu hal yang beresiko, apakah perbuatan
ataupun perkataan ini atau itu yang memiliki resiko paling rendah dalam menyakiti
hati seseorang. Melalui introspeksi diri juga kita dapat menumbuhkan sikap
tanggung jawab yang besar. Karena kita akan lebih peka terhadap hal hal yang
dilakukan.
Pengalaman pertama saya mengenai
perbuatan yang kurang menyenangkan. Pada saat itu saya ber lima dengan teman
saya sedang berbincang sambil bercanda di kampus. Tidak lama berselang. Secara tidak
sadar saya mengeluarkan perkataan yang menyakiti teman saya si A. Semenjak saya
melontarkan candaan tersebut, si A hanya diam saja hingga kami semua pulang
kerumah masing masing. Saya terus memikirkannya, mengapa A tadi diam saja, apa
karena candaan saya menyinggung dirinya. Apakah candaan saya menyakiti dirinya.
Setelah itu dengan keberanian diri saya mengirimkan pesan terhadap hal itu. Ternyata
benar bahwa si A tersinggung dengan candaan saya tadi. Padahal saya tidak bermaksud
untuk menyakiti hati teman saya, karena memang candaan kami ber lima sudah
biasa dengan candaan yang kasar dan kurang sopan. Lalu saya meminta maaf kepada
A dan berjanji untuk tidak melakukan candaan yang kasar lagi terhadap dirinya. Setelah
saya meminta maaf terhadap A, kami berbincang bincang mengenai hal lain dan
saling memaafkan kesalahan kesalahan yang telah kita perbuat satu sama lain.
Pengalaman kedua saya, baru
terjadi kemarin. Dimana saya suka memusuhi atau menjauhi teman teman yang tidak
sepemikiran dengan saya. Seringkali saya menjauh dari dia apabila bertemu di
lingkungan kampus ataupun lingkungan rumah dikarenakan saya yang kurang cocok
dengan dia. Pernah suatu ketika juga dia menanyakan tugas di grup kelasan dan saya
tidak menjawabnya beserta teman teman yang lain. Hal yang membuat saya sedih
dan saya berusaha untuk menghargai setiap orang yang menghubungi saya adalah
kejadian sebagai berikut ini:
Saya memiliki adik yang
masih berstatus siswa di salah satu SMK di Kota Depok. Beberapa hari yang lalu
di kondisi WFH (Work From Home) dan SFH (Study From Home) ini, saya dan adik-adik
saya memiliki tugas dari masing masing sekolah dan kampus. Pada pagi hari adik
saya melakukan komunikasi melalui salah satu software komunikasi di komputer
yang menyediakan lebih dari 2 orang untuk melakukan voice call. Dan dilakukan
dengan mengerjakan tugas sekolah. Adik saya masih bisa berkomunikasi bersama
teman temannya. Pada saat siang menjelang, adik saya mendapatkan tugas lagi dan
memutuskan untuk melakukan tugasnya dengan melakukan komunikasi lagi dengan
teman-teman sekelasnya, yang diharapkan dapat saling bertukar informasi
mengenai tugasnya, apa yang dikerjakan, dan cara mengerjakannya.
Adik saya berbicara tidak
berhenti henti menanyakan tugasnya apa, apasaja yang dikerjakan, dan tidak ada
yang menjawab pertanyaannya. Coba dibayangkan bahwa kita bertanya tidak
berhenti henti, tidak menanyakan jawaban dari tugas tersebut, hanya menanyakan
tugas yang harus dikerjakan apa, tidak ada yang menjawabnya samasekali. Betapa sakit
hatinya hati kita yang diperlakukan seperti itu. Terlebih adik saya bertanya
sambil tertawa tawa untuk menutupi kesedihannya. Tidak lama setelah itu ibu
saya memanggil saya untuk membantu adik saya yang tidak mengetahui apa tugasnya.
Dengan pelan saya bertanya
kepada adik saya apakah ada yang menjawab pertanyaannya dari tadi? Dan adik
saya menjawab tidak. Lalu saya lanjutkan pertanyaan saya tentang apa yang
dilakukan teman teman adik saya saat ini. Adik saya berkata bahwa mereka mengerjakan
tugas bersama sama tanpa berbicara kepada adik saya. Betapa sakit hati saya dan
ibu saya mendengarnya. Dengan sigap saya ambil laptop adik saya, saya putuskan
koneksi ke aplikasi tersebut sambil saya berkata ke adik saya agar tidak
memperdulikan teman temannya karena mereka semua sangat egois terhadap adik
saya. Tidak lama setelah itu adik saya nangis dan berlari kekamar dan melakukan
tindakan self harm dikamar, untung pintu kamar yang di kunci, berhasil di
dobrak oleh ayah saya.
Lalu semenjak saat itu saya
selalu berfikir, bagaimana perasaan teman teman saya yang selalu saya permalukan,
yang selalu saya diamkan pada saat dia menanyakan tugas di grup kelas, yang
selalu saya diamkan saat dia menanyakan tugas secara personal terhadap saya. Apakah
sama sakitnya dengan hal yang menimpa adik saya. Bahkan hal itu hanya menimpa
adik saya, saya merasakan sakit dan sedihnya juga. Bagaimana bila teman teman
saya juga merasakan seperti itu.
Setelah itu saya melakukan
itrospeksi diri, dengan berjanji terhadap diri sendiri, bahwa tidak akan mendiamkan
setiap pesan yang masuk ke saya selama saya sedang memiliki waktu luang. Karena
kita tidak tahu hal yang ditanyakan teman saya itu sangat berarti untuk dia
atau tidak. Saya akan menghargai setiap orang orang yang sudah menerima saya
dengan baik di masyarakat ini. Menghargai orang orang yang dapat menghargai balik
saya. Dan tidak akan membenci orang orang yang tidak menghargai saya. Sebab dilain
waktu apabila saling membutuhkan, kita dapat membantu mereka tanpa emosi dan
mengungkit ngungkit hal yang telah terjadi dimasa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar